CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

This is Anfield


header.jpg
John Houlding tak pernah menyangka, kalau ternyata klub yang diberinya nama Liverpool F.C. bakal sukses dan melegenda. Lebih dari 100 tahun, belum ada satu pun klub Inggris yang mampu menyamai pencapaian prestasi Liverpool; Juara Liga 18 kali, juara Piala FA 7 kali, juara Piala Liga 7 kali, juara Piala Eropa 5 kali, dan juara Piala UEFA 3 kali.

logo.jpg


SEJARAH PENDIRIAN KLUB

Liverpool Football Club, klub sepakbola profesional yang bermarkas di daerah Merseyside, kota Liverpool, barat laut Inggris. Klub yang juga berjuluk The Reds ini berdiri pada 15 Maret 1892, oleh John Houlding. John Holding mendirikan Liverpool F.C. karena berselisih dengan klub sepakbola Everton F.C. yang ketika itu menyewa lapangan Anfield milik John Houlding. Everton enggan membayar biaya sewa stadion yang dinaikkan oleh John Holding. Everton F.C. sendiri memutuskan untuk pindah ke Goodison Park.
Pelatih pertama The Reds, John McKenna, membawa 13 pesepakbola profesional dari Skotlandia ke Liverpool. Untuk menyertai Liga Inggris, Liverpool harus bermain di Liga Lancashire terlebih dahulu. Pertandingan perdana Liverpool pada Liga Lancashire, berkesudahan dengan kemenangan 8-0 di Anfield, atas lawannya Higher Walton. Gol pertama bagi Liverpool dilesakkan oleh Malcom McVean.
   team1892.jpeg
Musim pertama di Liga Lancashire (1892/93), Liverpool berhasil keluar sebagai juara. Dengan ini, Liverpool berhak ikut dalam kompetisi Liga Inggris Divisi 2. Tahun pertama (1893/94) menjalani kompetisi Liga Inggris Divisi 2, Liverpool langsung meraih juara, bahkan dengan rekor tanpa kalah. Dalam pertandingan play-off, Liverpool menundukkan Newton Heath (kelak menjadi Manchester United) dengan skor 2-0, dan berhak mengikuti Liga Inggris Divisi 1 (liga tertinggi di Inggris saat itu).


GELAR PERTAMA JUARA LIGA

firsttitlewin1901.jpeg
Hanya delapan musim setelah Liverpool aktif di liga sepakbola Inggris, gelar pertama sebagai juara liga Divisi Satu diraih pada musim 1900/01. Gelar pertama ini sangat berarti dan menjadi pemicu bagi gelar-gelar selanjutnya, bahkan hingga kini.
Ketika itu, lewat pertengahan musim, Liverpool masih berada di posisi ke-delapan klasmen sementara. Dalam 12 pertandingan tersisa, Liverpool berhasil menang dalam 9 pertandingan, dan 3 pertandingan lainnya mengutip hasil seri. Para pemain dan staf klub pulang menuju Anfield menaiki kereta kuda –seperti biasanya, selain kereta api- dengan membawa piala pertama sebagai Juara Liga.


FINAL PERTAMA DI WEMBLEY
fafinal1950.jpeg
The Reds, untuk pertama kali berhasil masuk babak final Piala FA, 1950. Lawan yang dihadapi, Arsenal. Kepercayaan diri anak-anak Liverpool begitu tinggi. Pada musim itu, Liverpool dua kali mengalahkan Arsenal, baik di Anfield maupun di Highbury.
Seperti diungkap pemain Liverpool Albert Stubbins (1946-53): “Dua pekan sebelum partai final ini, kami mengalahkan Arsenal di Highbury. Beberapa pekan sebelumnya pula, kami juga mengalahkan mereka di Anfield. Tanpa susah payah, kami memiliki peluang besar di Wembley.”
Liverpool dibawah asuhan manajer tim George Kay, harus menunda kegembiraan mereka untuk memboyong Piala FA ke Anfield. Hari yang mendung di ibukota ketika itu, menjadi saksi kekalahan 0-2 Liverpool dari Arsenal. Meski demikian, Albert Stubbins merasa senang menjadi diantara pemain Liverpool yang pertama masuk final FA Cup di Wembley. “Sungguh pengalaman mengagumkan dapat bermain di Final FA Cup di Wembley.”


KEGEMILANGAN BILL SHANKLY
 billshankly.jpg
Satu Desember 1959 menjadi hari yang penting dalam kalender sejarah Liverpool. Hari itu, Bill Shankly resmi menjadi manajer tim Liverpool F.C. Tak seorang pun tahu ketika itu, bahwa Liverpool akan memasuki era kegemilangan. Dalam masa 15 tahun kepemimpinannya (1959-74), Liverpool menjelma menjadi kekuatan baru Eropa.
Tindakan pertamanya ketika menduduki kursi manajer yaitu melepas 24 pemain Liverpool saat itu. Selain itu, ia memboyong Ian St. John dan Ron Yeats dari Skotlandia, serta Roger Hunt, Ian Callaghan, dan Gerry Byrne. Shankly banyak membawa perubahan yang revolusioner dan radikal di Anfield. Diantaranya jadwal latihan, memodernisasi fasilitas latihan, dan metode latihan. Fasilitas latihan Liverpool di Melwood.
Masuk musim ketiga masa kepengurusannya, Liverpool masuk ke Divisi Satu Liga Inggris setelah menjuarai Divisi Dua. Pada tahun 1964, Liverpool untuk pertama kalinya setelah 17 tahun, berhasil mendulang kembali piala juara pertama Divisi Satu Liga Inggris. Ketika itulah, Bill Shankly mengganti warna kostum Liverpool dari merah-putih menjadi merah-merah (sebagaimana digunakan hingga saat ini).


GELAR PERTAMA JUARA PIALA FA
 facup.jpeg
Selama 73 tahun, berbagai gelar telah diraih Liverpool FC, namun tidak sebagai juara Piala FA. Berbagai mitos dan kepercayaan “karut” berkembang berkaitan hal itu. Ada anggapan mengatakan, ada hal gaib yang menghalangi Liverpool meraih gelar juara Piala FA. Ada pula yang menyebutkan, Burung Liver (mitos) akan terbang dari tempatnya bertengger ketika Liverpool membawa pulang Piala FA.
Namun, pada 1 Mei 1965, semua kepercayaan dan mitos itu runtuh. Adalah seorang Bill Shankly yang membuat semuanya menjadi mungkin. Leeds United ditekuk 2-1 di Wembley. Ramai pendukung Liverpool yang sontak menitikkan airmata menyaksikan The Reds –untuk pertama kali- meraih gelar juara Piala FA. Hari itu menjadi hari yang tak terlupakan bagi klub dan pendukung Liverpool FC. Dan Burung Liver pun ternyata masih bertengger di tempatnya.


SEJARAH DI EROPA
Pada 1965, musim pertama bagi Liverpool tampil di Eropa, namun dikandaskan oleh Inter Milan di partai semi-final.
Pada tahun 1971, Bill Shankly menambah kekuatan klub. Ia membeli beberapa pemain, diantaranya Emlyn Hughes, Ray Clemence, dan Kevin Keagen. Hasilnya, pada 1973 Liverpool berhasil meraih gelar juara liga untuk ke-delapan kalinya.
Pada tahun yang sama, Liverpool menorehkan sejarah pertamanya di Eropa dengan memenangi Piala UEFA untuk pertama kalinya bagi tim yang bermarkas di Merseyside ini. Pada 1974 pula, Piala F.A kembali diboyong ke Anfield.
Setelah 15 tahun mengabdi, Bill Shankly akhirnya melepas jabatannya sebagai manajer tim Liverpool F.C., dan ia mencalonkan Bob Paisley sebagai penggantinya.


KELOMPOK BOOT ROOM

bootroomboys.jpg
Kelompok Boot Room (Ruang Ganti) diperkenalkan oleh Bill Shankly semasa kepemimpinannya. Kenapa ia disebut Boot Room? Kelompok ini terdiri dari beberapa orang termasuk para pelatih, hingga pencari bakat. Di ruang ganti pemain (boot room), mereka selalu berdiskusi atau membahas berbagai hal: perkembangan pemain, metode latihan, taktik permainan, dan sebagainya, termasuk kekuatan lawan untuk pertandingan berikutnya. Anggota penting kelompok Boot Room yaitu Bob Paisley, Joe Fagan, Ronnie Moran, dan Roy Evans.
Kelompok Boot Room ini telah membawa suasana latihan yang baru bagi skuad Liverpool. Pusat latihan di Melwood pula menjadi modern dan lengkap. Permainan 5-a-side diperkenalkan kepada para pemain untuk memumpuk falsafah permainan Liverpool –pass and move, keep it simple.

Metode latihan yang disiplin diterapkan. Setiap pemain diawasi dengan seksama, bahkan termasuk makanan yang dikonsumsi para pemain. Untuk menghindari kecederaan, pada sesi latihan setiap pemain harus melakukan “warm down” dengan benar. Hasilnya? Pada 1966, posisi juara berhasil diraih Liverpool yang ketika itu hanya memiliki 14 orang pemain.
BOB PAISLEY DAN GELAR PERTAMA PIALA EROPA

bobpaisley.jpg
Sesuai pencalonan oleh Bill Shankly, Bob Paisley menjadi manajer tim Liverpool selanjutnya setelah Bill Shankly. Sembilan musim kompetisi di bawah kepemimpinan Bob Paisley, Liverpool memenangi 21 piala, termasuk diantaranya 3 Piala Eropa (kini Liga Champions), 1 Piala UEFA, 6 Liga Inggris, dan 3 Piala Liga.
Piala Eropa (kini Liga Champions) pertama kali digenggam Liverpool pada tahun 1977. Malam 25 Mei 1977 di Roma, menjadi malam tak terlupakan. Di babak final, Liverpool menumbangkan Borussia Moenchengladbach dengan skor 3-1, dalam melalui waktu tambahan.
Musim berikutnya, 1978, Liverpool berhasil mempertahankan gelar juara Piala Eropa, dengan mengalahkan FC Brugges 2-1 di babak final. Gelar ketiga juara Piala Eropa dipersembahkan Bob Paisley bagi Liverpool pada tahun 1981. Di pertandingan final, Real Madrid C.F. (0) ditaklukkan Liverpool (1).
Pada 1979, Liverpool sebagai juara Liga Inggris Divisi Satu mencatatkan hanya 16 kebobolan gol dari lawan-lawannya dalam 42 pertandingan. Sebagai juara bertahan, Liverpool tetap mengukuhkan diri sebagai juara liga pada 1980.


JOE FAGAN
Joe Fagan, yang juga anggota Kelompok Boot Room, menggantikan Bob Paisley sebagai manajer tim pada tahun 1983. Musim pertama Liverpool di bawah kepemimpinan Bob Paisley, berhasil meraih tiga gelar juaara: Liga Divisi Satu, Piala Liga, dan Piala Eropa.
Di musim kedua (1984/1985), Liverpool masuk final Piala Eropa, menghadapi Juventus. Pada partai final Piala Eropa (1985) itulah terjadi peristiwa memilukan di Stadion Heysel, Belgia: Tragedi Heysel. Pertandingan dihentikan seketika akibat kemelut kerusuhan itu. Kemudian pertandingan dilanjutkan, dan Liverpool tumbang 0-1 dari Juventus pada partai final Piala Eropa itu.


TRAGEDI HEYSEL
Heysel, 29 Mei 1985 menjadi hari yang tidak akan dilupakan, terutama oleh klub, pemain, dan pendukung Liverpool dan Juventus. Partai final Piala Eropa yang mempertemukan kedua klub berlangsung di Stadion Heysel, Belgia.
Tragedi Heysel merenggut 39 nyawa pendukung Juventus. Korban tewas akibat tembok penahan di tribun penonton runtuh. Dikatakan, runtuhnya tembok itu berpunca dari pendukung Liverpool yang rusuh.
Atas tragedi tersebut, Liverpool dihukum oleh UEFA: tidak boleh menyertai pertandingan mana pun di tingkat Eropa selama 6 musim kompetisi. Joe Fagan pun mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Liverpool selepas Tragei Heysel.
heysel.jpeg
In Memoria e Amicizia, in Memory and Friendship
Rocco Acerra
Bruno Balli
Alfons Bos
Giancarlo Bruschera
Andrea Casula
Giovanni Casula
Nino Cerullo
Willy Chielens
Giuseppina Conti
Dirk Daenecky
Dionisio Fabbro
Jacques François
Eugenio Gagliano
Francesco Galli
Giancarlo Gonnelli
Alberto Guarini
Giovacchino Landini
Roberto Lorentini
Barbara Lusci
Franco Martelli
Loris Messore
Gianni Mastrolaco
Sergio Bastino Mazzino
Luciano Rocco Papaluca
Luigi Pidone
Bento Pistolato
Patrick Radcliffe
Domenico Ragazzi
Antonio Ragnanese
Claude Robert
Mario Ronchi
Domenico Russo
Tarcisio Salvi
Gianfranco Sarto
Giuseppe Spalaore
Mario Spanu
Tarcisio Venturin
Jean Michel Walla
Claudio Zavaroni
(Rest in Peace)


PEMAIN DAN MANAJER: KENNY DAGLISH
kennydalglish.jpg
Posisi manajer tim yang ditinggalkan Joe Fagan pada 1985, diisi oleh Kenny Daglish yang ketika itu masih sebagai anggota kesebelasan utama Liverpool F.C. Pada musim pertamanya sebagai manajer tim, Liverpool mengalahkan musuh ketatnya, Everton F.C., pada final Piala F.A., dengan skor 3-1. Selain itu, Liverpool juga muncul sebagai juara liga.
Musim berikutnya (1988/1989), Liverpool berhasil mempertahankan gelar Piala F.A., menghadapi musuh yang sama setahun lalu –Everton F.C- di partai final. Gelar juara tersebut harus dibayar mahal dengan tewasnya 96 pendukung Liverpool di Stadion Hillsborough, tempat partai final diselenggarakan.
Pada musim yang sama, Liverpool gagal meraih gelar juara liga. Pada pertandingan terakhir liga menghadapi Arsenal, Liverpool gagal menjadi juara setelah pemain Arsenal, Michael Thomas, menjaringkan gol pada menit-menit terakhir pertandingan. Kedudukan akhir klasmen ketika itu, Liverpool dan Arsenal memiliki poin dan selisih gol yang sama. Namun Arsenal yang keluar sebagai juara liga, karena menjaringkan lebih banyak gol di kandang Liverpool F.C.
Karena tekanan yang begitu berat dirasakan, pada 22 Februari 1991 Kenny Daglish mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Liverpool. Untuk sementara, Ronnie Moran menduduki kursi yang ditinggalkan Kenny Daglish. Beberapa minggu kemudian Graeme Souness dipilih sebagai pelatih Liverpool.


TRAGEDI HILLSBOROUGH
Tragedi kelam dalam sejarah Liverpool ini terjadi pada partai final Piala F.A., 15 April 1989. Ratusan pendukung Liverpool terinjak akibat penonton yang berusaha menghindari diri dari kobaran api di salah satu tribun tempat duduk penonton di Stadion Hillborough.
Walau pun Liverpool menjuarai Piala F.A. tersebut dengan mengalahkan Everton, namun tercatat 94 nyawa pendukung Liverpool tewas seketika di tempat kejadian akibat tragedi itu. Seorang pendukung Liverpool lainnya, tewas 4 hari kemudian setelah berada dalam kondisi kritis setelah kejadian. Sedangkan korban ke-96 akibat tragedi ini, akhirnya menghembus nafas terakhir, setelah 4 tahun berada dalam keadaan koma pasca kejadian.
Hasil penyidikan pihak berwajib menyimpulkan bahwa kesesakan penonton dan gagalnya pihak keamanan mengatur keadaan menjadi penyebab tragedi itu.

hillsborough-memorial.jpg
Kini, sebuah Memorial dibangun di Anfield untuk mengenang 96 korban tewas dalam Tragedi Hillsborough. Di Memorial, di dalam logo resmi Liverpool diletakkan 2 lilin yang menyala sepanjang masa. Setiap tahun tanggal 15 April, tepat pukul 3:06 petang, klub dan para pendukung Liverpool mengadakan upacara peringatan tragedi tersebut. Sekiranya hari peringatan tersebut bertepatan dengan jadwal pertandingan Liverpool, pihak klub akan meminta jadwal pertandingan tersebut dapat ditangguhkan atau dialihkan ke hari lain.

hillsborough1.jpg

hillsborough.jpg

2006 Memorial ‘You’ll Never Walk Alone’ Video  download.gif
 - – -
John Alfred Anderson (62)
Colin Mark Ashcroft (19)
James Gary Aspinall (18)
Kester Roger Marcus Ball (16)
Gerard Bernard Patrick Baron (67)
Simon Bell (17)
Barry Sidney Bennett (26)
David John Benson (22)
David William Birtle (22)
Tony Bland (22)
Paul David Brady (21)
Andrew Mark Brookes (26)
Carl Brown (18)
David Steven Brown (25)
Henry Thomas Burke (47)
Peter Andrew Burkett (24)
Paul William Carlile (19)
Raymond Thomas Chapman (50)
Gary Christopher Church (19)
Joseph Clark (29)
Paul Clark (18)
Gary Collins (22)
Stephen Paul Copoc (20)
Tracey Elizabeth Cox (23)
James Philip Delaney (19)
Christopher Barry Devonside (18)
Christopher Edwards (29)
Vincent Michael Fitzsimmons (34)
Thomas Steven Fox (21)
Jon-Paul Gilhooley (10)
Barry Glover (27)
Ian Thomas Glover (20)
Derrick George Godwin (24)
Roy Harry Hamilton (34)
Philip Hammond (14)
Eric Hankin (33)
Gary Harrison (27)
Stephen Francis Harrison (31)
Peter Andrew Harrison (15)
David Hawley (39)
James Robert Hennessy (29)
Paul Anthony Hewitson (26)
Carl Darren Hewitt (17)
Nicholas Michael Hewitt (16)
Sarah Louise Hicks (19)
Victoria Jane Hicks (15)
Gordon Rodney Horn (20)
Arthur Horrocks (41)
Thomas Howard (39)
Thomas Anthony Howard (14)
Eric George Hughes (42)
Alan Johnston (29)
Christine Anne Jones (27)
Gary Philip Jones (18)
Richard Jones (25)
Nicholas Peter Joynes (27)
Anthony Peter Kelly (29)
Michael David Kelly (38)
Carl David Lewis (18)
David William Mather (19)
Brian Christopher Mathews (38)
Francis Joseph McAllister (27)
John McBrien (18)
Marion Hazel McCabe (21)
Joseph Daniel McCarthy (21)
Peter McDonnell (21)
Alan McGlone (28)
Keith McGrath (17)
Paul Brian Murray (14)
Lee Nicol (14)
Stephen Francis O’Neill (17)
Jonathon Owens (18)
William Roy Pemberton (23)
Carl William Rimmer (21)
David George Rimmer (38)
Graham John Roberts (24)
Steven Joseph Robinson (17)
Henry Charles Rogers (17)
Colin Andrew Hugh William Sefton (23)
Inger Shah (38)
Paula Ann Smith (26)
Adam Edward Spearritt (14)
Philip John Steele (15)
David Leonard Thomas (23)
Patrik John Thompson (35)
Peter Reuben Thompson (30)
Stuart Paul William Thompson (17)
Peter Francis Tootle (21)
Christopher James Traynor (26)
Martin Kevin Traynor (16)
Kevin Tyrrell (15)
Colin Wafer (19)
Ian David Whelan (19)
Martin Kenneth Wild (29)
Kevin Daniel Williams (15)
Graham John Wright (17)
 - – -


GRAEME SOUNESS: KEMUNDURAN BERMULA
graemesouness.jpg
Kemunduran Liverpool bisa dikatakan, sejak masa kepelatihan Graeme Souness. Walaupun ia memenangi satu gelar juara Piala F.A., banyak anggapan yang menyebutkan Liverpool mulai jatuh dan digantikan Manchester United dibawah asuhan Alex Ferguson.
Para pengamat pula mengindikasikan, kegagalan Graeme Souness karena telah melepas pemain-pemain utama tim, dan membeli pemain-pemain yang tak sebanding. Diantara pemain yang dijualnya yaitu Steve McMahon. Penjualan terhadap pemain inti tersebut menggoyahkan kekuatan dan mental tim.
Namun, ia berkilah bahwa pemain senior tidak lagi memiliki semangat dan determinasi. Sebaliknya ia banyak memberi peluang kepada pemain-pemain muda. Hingga tahun 1994, tidak terjadi perubahan. Graeme Souness mengundurkan diri.


ROY EVANS: TAK ADA PERBAIKAN BERARTI
royevans.jpg
Menggantikan posisi manajer tim yang ditinggalkan Graeme Souness, prestasi Liverpool dibawah Roy Evans tidak banyak mengalami kemajuan. Dalam lima tahun masa kepengurusannya, posisi tertinggi di liga hanya menduduki peringkat ketiga.
Roy Evans dikenal lebih menggunakan pola difensif 5-3-2. Satu-satunya persembahan gelar adalah juara Piala Liga pada 1995. Sementara dalam pertandingan final Piala FA 1996, Liverpool kalah 0-1 dari Manchester United.


DUET: ROY EVANS-GERARD HOULLIER
Pada musim kompetisi 1998-99, Roy Evans dan Gerard Houllier disandingkan menjadi pelatih. Namun duet ini gagal. Roy Evans mengundurkan diri ketika kompetisi masih di paruh musim.


GERARD HOULLIER: GELAR TREBLE
gerardhoullier.jpg
Gerard Houllier (1998-2004) meneruskan kepungurusannya sebagai manajer tim Liverpool FC. Prestasi puncak Liverpool bersama Houllier terjadi pada tahun 2001; treble winner. Bahkan di tahun itu, keseluruhan 5 piala yang dipersembahkan Houllier; Piala Liga, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield, dan European Super Cup.

liverpooltreble01.jpg
Namun, impian menjuarai liga belum juga wujud. Piala Liga berhasil lagi diraih Liverpool pada tahun 2003. Sementara di liga, Liverpool tertinggal 30 poin dari juara liga Arsenal. Pendukung Liverpool mendesak manajemen lakukan perubahan. Tahun 2004, Gerard Houllier melepas kursi kepelatihannya di Liverpool.


RAFAEL BENITEZ: GELAR KELIMA PIALA EROPA
 rafaelbenitez.jpg
Di kompetisi domestik, Rafa (2004-sekarang) belum mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Bahkan Liverpool hanya menduduki peringkat ke-5 klasmen liga pada musim pertamanya di Anfield. Piala Liga lepas kepada Chelsea di pertandingan final. Piala FA pula, Liverpool harus keluar dari penyisihan setelah kalah dari Burnley, melalui gol bunuh diri Djimi Traore.

liverpoolchamps05.jpg
Persembahan terbaik Rafa bagi fans The Reds musim itu: juara Piala Eropa (kini Liga Juara-Juara). Gelar ke-lima Piala Eropa bagi Liverpool ini, diraih melalui adu penalti menghadapi AC Milan. Sebelum adu penalti, bahkan harus terjadi drama yang dikatakan terhebat sepanjang sejarah penyelenggaraan Liga Juara-Juara (Piala Eropa).
Kaka yang bermain cemerlang, membawa Milan unggul 3-0 atas Liverpool. Kecerdikan Rafa membaca situasi, ia memasukkan Dietmar Hamann untuk mematikan gerakan Kaka. Hasilnya, Liverpool berhasil menyamakan kedudukan 3-3. Pertandingan harus berakhir dengan adu penalti, karena hasil imbang bertahan setelah melalui waktu tambahan. Kiper Liverpool Jerzy Dudek berhasil menahan tendangan penalti penyerang AC Milan Andriy Shevchenko.
facup2006.jpg
Musim 2005-06, Liverpool memenangi Piala FA dengan mengalahkan West Ham di partai final. Musim 2006-07, Liverpool kembali masuk babak final Liga Juara-Juara. Lawan yang akan dihadapi, sama dengan lawan di final dua tahun sebelumnya: AC Milan. Liverpool harus menyerah kalah 1-2 dari AC Milan. Fillipo Inzaghi mencetak 2 gol bagi Milan, dan Dirk Kuyt 1 gol bagi Liverpool.



YOU’LL NEVER WALK ALONE
youllneverwalkalone.gif

Lagu You’ll Never Walk Alone menjadi lagu utama dan ikon Liverpool FC. Ditulis oleh Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II, untuk Broadway 1945 musikal “Carousel.” Dipopulerkan oleh Gerry Marsden dan band-nya The Pacemakers di Liverpool, pada Oktober 1963. Lagu ini bahkan menjadi lagu hit dalam tangga lagu ketika itu. Seluruh suporter melantunkan You’ll Never Walk Alone di Anfield sebelum pertandingan dimulai dan ketika masa istirahat paruh pertama.
Sejak masa itu, You’ll Never Walk Alone diterima sebagai anthem Liverpool FC. Kini, pendukung setia Liverpool tak hanya menyanyikannya di Anfield saja. Di kandang lawan pun, dengungan You’ll Never Walk Alone sentiasa terdengar.
Lagu-lagu lain yang menjadi kegemaran di Anfield adalah lagu Poor Scouser Tommy, Fields of Anfield Road, Liverbird Upon My Chest, We’ve Won It Five Times dan Ring of Fire.
  
YOU’LL NEVER WALK ALONE

When you walk through a storm
Hold your head up high
And don’t be afraid of the dark
At the end of the storm
Is a golden sky
And the sweet silver song of a lark

Walk on through the wind
Walk on through the rain
Tho’ your dreams be tossed and blown
Walk on, walk on
With hope in your heart
And you’ll never walk alone
You’ll never walk alone
APA YANG MEREKA KATAKAN
thierryhenry.jpg
Thierry Henry: “Pendukung Liverpool sungguh luar biasa. Perasaan terhebatku adalah ketika bertanding di Anfield. Sungguh luar biasa. Aku sungguh menyenanginya. Kau akan merinding ketika riuh suporter Liverpool melantunkan You’ll Never Walk Alone.”

 johan_cruyff1.jpg

Johan Cruyff: “Tak satu pun klub di Eropa yang memiliki lagu kebesaran seperti You’ll Never Walk Alone. Tak satu pun klub di dunia yang begitu menyatu dengan pendukungnya. Aku berada di sana menyaksikan pendukung Liverpool. Mereka membuat sekujur tubuhku merinding. Sejumlah 40 ribu orang menjelma menjadi satu kekuatan besar di belakang tim. Itu sesuatu yang tidak banyak klub memilikinya. Karena itu, aku mengagumi dan memuja Liverpool lebih dari apa pun.” (Final Liga Champions di Istanbul, 2005).

diegomarradonna.jpg
Diego Maradona: “Klub Inggris ini membuktikan bahwa keajaiban itu ada. Sekarang Liverpool menjadi tim-ku di Inggris. Mereka memperlihakan bahwa sepakbola merupakan olahraga paling indah di dunia. Sebelum malam final itu, suporter Liverpool bahkan ‘tak mengizinkan’-ku tidur. Ada 10 pendukung Liverpool setiap 3 pendukung Milan. Dukungan mereka tak henti-hentinya, bahkan ketika tim telah tertinggal 3-0 dari Milan. Mereka tak henti bernyanyi.” (Final Liga Champions di Istanbul, 2005).




DATA & FAKTA SEPANJANG MASA
Didirikan: 15 Maret 1892
Oleh: John Houlding
Stadion: Anfield
Nama Lain: The Reds / Pool


Penampilan Pemain
Penampilan terbanyak di tim utama: Ian Callaghan (857)
Penampilan terbanyak di Liga: Ian Callaghan (640)
Penampilan terbanyak di Piala FA: Ian Callaghan (79)
Penampilan terbanyak di Piala Liga: Ian Rush (78)
Penampilan terbanyak di Eropa: Jamie Carragher (91)
Pemain tertua: Ted Doig, 41 tahun & 165 hari, lwn Newcastle United (T), 11 Apr 1908
Pemain termuda: Max Thompson, 17 thn & 129 hr, lwn Tottenham Hotspur (T) 8 Mei 1974
Penampilan dalam musim kompetisi terbanyak: Phil Neal (9)
Penampilan terbanyak berturut-turut:  Phil Neal (417), 23 Okt 1976 hingga 24 Sep 1983
Pemain terlama berada di klub: Elisha Scott, 21 thn & 52 hr, 1913 hingga 1934
Pemain debutan tertua: Ted Doig, 37 thn & 307 hr, lwn Burton U (K), 1 Sep 1904

Gol
Gol terbanyak di tim utama: Ian Rush (346)
Gol terbanyak di Liga: Roger Hunt (245)
Gol terbanyak di Piala FA: Ian Rush (39)
Gol terbanyak di Piala Liga: Ian Rush (48)
Gol terbanyak di Eropa: Michael Owen (22)
Pencetak gol terbanyak sebagai pemain pengganti: David Fairclough (18)
Pencetak tiga-gol (hat-tricks) terbanyak: Gordon Hodgson (17)
Pencetak tiga-gol terbanyak dalam satu musim: Roger Hunt (5, musim 1961-62)
Pencetak gol terbanyak dari pinalti: Jan Molby (42)
Penampilan terbanyak tanpa mencetak gol: Ephraim Longworth (371)
Pencetak gol termuda: Michael Owen, 17 thn & 144 hr, lwn Wimbledon (T) 6 Mei 1997
Pencetak gol tertua: Billy Liddell, 38 thn & 55 hr, lwn Stoke City (K) 5 Mar 1960

International
Penampilan terbanyak: Ian Rush (67) with Wales
Gol terbanyak: Ian Rush (26)

Penghargaan
Penerima penghargaan terbanyak: Phil Neal (20)

Pertandingan
Kemenangan terbesar: 11-0, lwn Stromsgodset, 17 Sep 1974
Kekalahan terbesar: 1-9, lwn Birmingham City, 11 Des 1954

Biaya Transfer Pemain
Pembelian termahal: Fernando Torres, £26 juta, dari Atletico Madrid, Jul 2007
Penjualan termahal: Robbie Fowler, £12,5 juta, ke Leeds, Nov 2001

Jumlah Penonton
Terbanyak: 61.905, lwn Wolves, 1951/52 Piala FA putaran ke-5
Terendah: 1.000, lwn Loughborough Town, 7 Des 1895
Terbanyak di Liga: 58.757, lwn Chelsea, 1949/50
Terendah di Liga: 1.000, lwn Loughborough Town, 7 Des 1895
Terendah di Liga (pasca-perang): 11.976, lwn Scunthorpe United, Divisi 2, 22 Apr1959
Terbanyak di Piala FA: 61.905, lwn Wolves, 1951/52 putaran ke-5
Terendah di Piala FA: 4.000, lwn Newton, 29 Okt 1892, Putaran Penyisihan ke-2
Terendah di Piala FA (pasca-perang): 11.207, lwn Chester City, 1945-46, leg 2 putaran ke-3
Terbanyak di Piala Liga: 50.880, lwn Nottingham Forest, 1979/80 semi-final leg 2
Terendah di Piala Liga: 9.902, lwn Brentford, 1983/84, leg 2 putaran ke-2
Terbanyak di Eropa: 55.104, lwn Barcelona, 1975/76 Piala UEFA semi-final leg 2
Terendah di Eropa: 12.021, lwn Dundalk, 1982/83 Piala Eropa leg 1 putaran pertama

Gelar Juara
Liverpool pertama kali menjuarai Liga Inggris Divisi 1 (liga Inggris tertinggi saat itu), yaitu pada musim kompetisi 1900/01. Peraihan juara yang sama selanjutnya dicapai pada musim kompetisi 1905/06, kemudian dua tahun berturut-turut yakni pada musim kompetisi 1921/22 dan 1922/23. Setelah itu, Liverpool seperti tenggelam dan surut prestasi. Baru kemudian pada musim kompetisi 1946/47, Liverpool kembali meraih juara Liga Divisi 1.
Sepanjang sejarah penyelenggaraan Liga Inggris, Liverpool membukukan diri sebagai juara Divisi Satu sebanyak 18 kali (terbanyak diantara klub Inggris lainnya hingga saat ini), 4 kali sebagai juara Divisi Dua, 1 kali sebagai juara Liga Lancashire, 7 kali Piala FA, 7 kali juara Piala Liga (terbanyak diantara klub Inggris lainnya hingga saat ini), 15 kali juara Charity Shield, 1 kali juara Piala Super Inggris, 2 kali Piala Remaja FA, dan 16 kali juara Divisi Satu tim reserves (tim cadangan).
Selain di Inggris, prestasi Liverpool di Eropa pun terukir manis. Liverpool merupakan klub Inggris peraih juara Liga Champions terbanyak, yakni 5 kali (dibawah Real Madrid C.F. dan A.C. Milan). Juara Piala UEFA, dan Piala Super Eropa, masing-masing diraih Liverpool sebanyak 3 kali.
Berikut daftar perolehan juara Liverpool F.C.
  • Divisi Satu (Divisi Utama) (18)
    • 1900/01, 1905/06, 1921/22, 1922/23, 1946/47, 1963/64, 1965/66, 1972/73, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1979/80, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1985/86, 1987/88, 1989/90
  • Divisi Dua (4)
    • 1893/94, 1895/96, 1904/05, 1961/62
  • Liga Lancashire (1)
    • 1892-93
  • Piala FA (7)
    • 1964/65, 1973/74, 1985/86, 1988/89, 1991/92, 2000/01, 2005/06
  • Piala Liga (7)
    • 1980/81, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1994/95, 2000/01, 2002/03
  • Charity Shield (15)
    • 1963/64, 1964/65, 1965/66, 1973/74, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1979/80, 1981/82, 1985/86, 1987/88, 1988/89, 1989/90, 2000/01, 2005/06
  • Piala Super Inggris (1)
    • 1985/86
  • Liga Champions Eropa (5)
    • 1976/77 3-1 vs Borussia Mönchengladbach F.C.
    • 1977/78 1-0 vs Club Brugge F.C.
    • 1980/81 1-0 vs Real Madrid C.F
    • 1983/84 1-1 (4-2 melalui adu penalti) vs AS Roma
    • 2004/05 3-3 (3-2 melalui adu penalti) vs AC Milan
  • Piala UEFA (3)
    • 1972/73, 1975/76, 2000/01
  • Piala Super Eropa (3)
    • 1977, 2001, 2005
  • Trofi Carlsberg (3)
    • 1997/98, 1998/99, 1999/2000
  • Piala Remaja FA (3)
    • 1995/96, 2005/06, 2006/07
  • Divisi Satu Reserves (16)
    • 1956/57, 1968/69, 1969/70, 1970/71, 1972/73, 1973/74, 1974/75, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1980/81, 1981/82, 1983/84, 1984/85, 1989/90, 1999/2000


FAKTA KLUB SAAT INI

Liverpool Football Club & Athletic Grounds Plc.
Chairmen: Tom Hicks and George Gillett Jr.
Honoury Life President: David Moores
Chief Executive: Rick Parry
Directors: N White, TD Smith, KEB Clayton, JD Burns
Director of finance: L Wheatley
Vice Presidents: HE Roberts, JT Cross, TW Saunders
Club secretary: William Morrison
Chief Groundsman: Terry Forsyth
Stadium manager: Ged Poynton
Secretary: Bryce Morrison
Press Officer: Ian Cotton
Kit Manufacturers: adidas
Club Sponsor: Carslberg

Telephone and Fax Numbers
General Enquiries: +44 (0)151 260 1433
Ticket Enquiries phone: +44 (0)151 260 8680
Ticket Enquiries fax: +44 (0)151 261 1416
24 Hour Information Service: +44 (0)151 260 9999
Tickets Credit Card Bookings: +44 (0)151 263 5727
Development Association: +44(0)151 263 6391
Banqueting And Conferencing: +44(0)151 263 7744
International Supporters’ Club: +44(0)151 261 1444
Sales And Marketing: +44 (0)151 263 9199
Public Relations: +44 (0)151 260 1433
Reduc@te – Study Support: +44 (0)151 263 2361
L.F.C. Direct Mail Order: +44 (0)151 260 1515
Museum And Tour Center: +44 (0)151 260 6677
Club Shop: +44 (0)151 263 1760

Contact Information
Postal Address: Anfield Road, Liverpool, L4 OTH
Website Address: www.liverpoolfc.tv

Liverpool FC Staff 2007-2008
Rafael Benitez – Manager
Alex Miller – First Team Coach
Gary Ablett – Reserve Team Manager
Angel Vales – Reserve Coach and Head of Technical Analysis
Xavi Valero – Goalkeeping Coach
Mark Waller – Club Doctor
Eduardo Macia – Chief Scout
Mike McGlynn – Assistant Chief Scout
Rob Price – Senior Physiotherapist
Louise Fawcett – Physiotherapist
Victor Salinas – Physiotherapist
Chris Morgan – Physiotherapist
Paco De Miguel – Fitness Coach
Antonio Gomez – Fitness Coach
Paul Small – Masseur
Graham Carter – Kit Manager
John Wright – Kit Man
Dave McDonough – Technical Analyst

Liverpool FC Squad 2007-2008
3. Steve Finnan
4. Sami Hyypia
5. Daniel Agger
6. John Arne Riise
7. Harry Kewell
8. Steven Gerrard
9. Fernando Torres
10. Andriy Voronin
11. Yossi Benayoun
12. Fabio Aurelio
14. Xabi Alonso
15. Peter Crouch
16. Jermaine Pennant
17. Alvaro Arbeloa
18. Dirk Kuyt
19. Ryan Babel
20. Javier Mascherano
21. Lucas Leiva
22. Momo Sissoko
23. Jamie Carragher
25. Pepe Reina
30. Charles Itandje
33. Sebastian Leto
34. Jay Spearing
35. Ray Putterill
36. Ryan Flynn
38. Craig Lindfield
39. Stephen Darby
40. David Martin
42. Nabil El Zhar
44. Robbie Threlfall
46. Jack Hobbs
48. Emiliano Insua
- Anthony Le Tallec
- Adam Hammill
- Besian Idrizaj
- Danny Guthrie
- Lee Peltier
- Francisco Duran
- Nikolay Mihaylov
- Andras Simon
- Paul Anderson
- Martin Kelly
- Dean Bouzanis
- Damien Plessis
- Mikel San Jose Dominguez
- Jordy Brouwer
- Ryan Crowther
- Peter Gulacsi
- Krisztian Nemeth
- Martin Hansen
- Ronald Huth
- James Smith
- Scott Carson
- Godwin Antwi
- Miki Roque


liverpoolteam.jpg